Jumat, 21 Juni 2013

Biografi Diri



Adin, itu namaku. Kota Jember ialah kota yang sangat berkesan bagiku. Tepatnya tempat kelahiranku. Yang biasa kutulis di label TTL (Tempat Tanggal Lahir) pada biodataku layaknya seperti ini “Jember, 12 Januari 2000”. Aku berasal dari orang tua yang luar biasa hebat. Tepatnya, anak dari pasangan Zainul Muhibbin dan Emawati Dini Susanti. Ya, itu nama lengkap orang tuaku. Dibesarkan mulai dari gendongan Ibu, hingga akhirnya bisa melakukan banyak hal. Menurut cerita orang tuaku, aku tak memenuhi salah satu hal yang patut dipelajari oleh seorang bayi atau balita. Yaitu, merangkak. Setelah aku lahir, aku langsung bisa berjalan dan berbicara. Melompati satu bagian. Ya itu tadi, aku tidak merangkak. Aku langsung berjalan. Tapi toh ternyata saat aku bertumbuh besar, akuk bisa merangkak.
Usiaku semakin beranjak, 2 tahun pada saat itu aku berumur. Mama menghadirkan teman yang bisa aku ajak bermain kala aku besar nanti. Si kecil, adikku. Dio namanya.  Seorang adik laki-laki yang tak mudah ditaklukan. Seperti kakak-adik biasanya, pasti kami sering bertengkar dan beda pendapat. Yang akhirnya juga sering merepotkan orang tua. Tapi terkadang, kami dapat menciptakan kerukunan yang membuat hati orang tua menjadi tentram. Melihat kedua anaknya saling rukun dan menyayangi.
Dikala saat aku menginjak usia yang telah mencukupi untuk masuk di pendidikan Taman Kanak-Kanak, barulah aku diarahkan oleh orang tuaku. Diarahkan kepada pendidikan atau sekolah islam. Ya, meskipun meraup biaya yang tak bisa dibilang murah, orang tuaku tetap mengusahakan semua pendidikan kudapatkan adalah yang terbaik. Begitu juga adikku. Itulah alasan mengapa aku sangat mencintai orang tuaku. Karena mereka memberikan yang terbaik untukku dengan selurh pengorbanan yang harus ditanggung, maka aku juga akan menunjukan bahwa aku juga bisa member yang terbaik kepada mereka. Dengan cara memanfaatkan ilmu yang telah kudapat dengan baik dan menyimak setiap butir ilmu yang berguna bagi masa depanku.
Duduk di bangku sekolah pertama kali, menambah pengalaman baru dalam hidupku. Banyak yang kurasakan pada kala itu. Minder, malu, dan tidak percaya diri untuk bisa beradaptasi dan memperoleh banyak teman yang baik. Jadi, aku hanya menikmati hari-hari di sekolah dengan bertindak seperti biasa. Dan akhirnya, aku bisa menerima sekolahku dan teman-temanku yang bervariasi. Aku juga dapat memperoleh banyak teman yang bisa mengerti aku dengan baik. Banyak yang kukenal di kelasku, tapi entah mengapa aku hanya bisa dekat dengan dua orang. Namanya Hana dan Aik. Aik, dia juga tetanggaku. Jadi, kami bisa setiap hari bertemu. Di rumah, maupun di sekolah. Kami bisa disebut sahabat. Yang mudah-mudahan awet hingga kami dewasa nanti.
Masa kanak-kanakku berlalu dengan indah. Sekarang, aku hanya sibuk mencari Sekolah Dasar yang cocok untukku. Dan pastinya islam seperti permintaan orang tuaku. Aku menemukannya. Kalau masalah teman, aku bisa merelakan semua teman-teman TK ku pergi berpisah. Tapi, hanya kedua sahabatku yang aku tak bisa rela meninggalkannya. Aku mantap memilih Sekolah Dasar yang telah kuinginkan. Akhirnya, aku lulus tes dan diterima di sekolah itu untuk menerima pendidikan selanjutnya. Ada senang, ada sedih. Hana, masuk ke sekolah yang sama dengan sekolahku. Tapi Aik, dia memilih sekolah lain yang akhirnya kami bertiga tak dapat sering bertemu seperti dulu. Tapi, juga ada untungnya Aik menjadi tetanggaku. Aku bisa saling berkunjung ke rumahnya. Dan aku akan menjelajah kehidupan baru, di Sekolah Dasar.
Pengalamanku bertambah banyak. Hari pertama masuk SD, tak minder seperti dulu aku di masa TK. Karena, aku bisa sebangku dan sudah mengenal Hana. Tapi, aku juga penasaran dengan teman-temanku yang lain. Aku mulai berkenalan dengan yang lain. Dan di kelas satu SD, aku memiliki satu sahabat baru lagi, Nindy namanya. Jadi, sekarang hari-hariku diisi oleh sosok yang ceria seperti Hana dan Nindy. Kedua sahabatku yang sangat aku sayangi.
Kelas satu tlah berlalu. Saatnya aku menikmati kehidupanku di kelas dua yang juga tak lama aku jalani. Akhirnya saat aku duduk di kelas tiga, aku mendapat banyak pengalaman. Sahabat baru, dan club baru. Aku tergabung dengan club KIA (Karya Ilmiah Anak) di sekolah. Aku bertemu dengan sosok-sosok hebat yang aku kenal di kelasku. Dan akhirnya kami berdelapan sering menjalani hari bersama. Dari adanya club KIA yang mempertemukan kami. Hanya satu yang menarik perhatianku untuk dijadikan sahabat. Nahdia namanya, jadi kami berempat bersahabat sampai diujung perjalanan. Kelas enam.
Kelas enam. Adalah ujung perjalanan kami di SD. Yang pada akhirnya akan dilanjutkan di jenjang yag lebih tinggi, SMP. Aku masih berkawan baik dengan tiga sahabatku. Merekalah Nahdia, Hana, dan Nindy. Kelulusan kami berakhir dengan baik. Dengan hasil yang tentu memuaskan. Dan waktunya kami berpisah menjadi diri kami sendiri di SMP nanti.
Nahdia dan Hana harus kulepas dengan berat. Mereka masuk SMP yang berbeda denganku. Hanya Nindy yang satu sekolah denganku. Aku sedikit lega dan senang karena hal tersebut. Kami melalui pejalanan di SMP ini dengan lancar. Dengan teman baru, dan pengalaman berbeda yang pernah kualami. Dan di usiaku yang sekarang ini, aku menulis biografi diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar