Jumat, 21 Juni 2013

HAHAHA! #Part1



Makan siang terasa sangat ramai. Holly membuat sesuatu yang kocak. Dia terpeleset karena menginjak sup tumpah milik Hilter yang belum sempat dibersihkan. Semua tertawa terbahak-bahak. Dan berhenti. Kecuali…
“HAHAHA!” suara tawa yang tak asing lagi kudengar. Khas sekali. Sampai-sampai kedua jari telunjuk yang menutup telinga ini tak lagi bisa menahan suara yang terdengar. Begitu juga teman-temanku lainnya yang bertepatan bersama kami sekarang.
“Phoe! Hentikan! Kami tak kuat lagi! Hentikan tertawamu kumohon!” aku yang tak kuat lagi mendengar suara tawa Phoebe pun berterian keras di samping telinganya.
“HAHAHA! HAHA! Hh hh..” Phoebe mendesah dan menghentikan tawanya. Entah karena ia lelah atau karena teriakanku. Aku tak tahu pasti.
Namun, seperti biasa apabila kami melihat Phoebe menghentikan tawanya, tak beberapa lama berselang, ia akan kembali meledakkan tawanya. Apakah sekarang ini juga demikian? Atau dia memang ingin berhenti? Aku menunggu seraya tetap menempelkan kedua jari telunjuk di telingaku. Berjaga-jaga apabila ia kembali tertawa. Dan…..
“HAHAHA! HAHAHA!” dan akhirnya, peristiwa yang sering terjadi, sekarang terjadi lagi untuk ke seribu kalinya mungkin.
Benar-benar aneh. Menurutku, manusia teraneh di dunia ini adalah Phoebe. Tak ada yang lain. Kamu, yang barusaja membaca kisah ini, mungkin sudah paham apa keanehan Phoebe. Ya, dia hobi tertawa. Mungkin yang ada dipikirannya setiap saat adalah tawa, tawa, dan tawa. Sekali terjedi kejadian lucu, sekali saja! Dia akan meledakkan tawanya bak gunung Krakatau yang meledak mengeluarkan magma dan lahar.
Karena tidak normal seperti orang biasa, tak sedikit yang menjauhi Phoebe. Akan tetapi, sebagai sahabat karibnya mulai kami berumur 4 tahun, aku, Perrie dan Danielle tetap menganggap Phoebe adalah orang yang normal-normal saja. Meskipun menurutku tidak. Kamilah dapat menutupi kegugupannya setiap kali  dia dipandang aneh oleh orang lain. Aku selalu berkata, “Tidak! Kau tidak aneh Phoe. Tertawa itu sehat. Mereka saja mungkin yang belum pernah merasakan bagaimana asiknya tertawa!”. Hanya kata-kata itu yang dapat kukeluarkan dari mulutku untuk memendam kegugupan Phoebe. Begitu juga dengan Perrie dan Danielle. Kami saling support.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar